Bidadari
yang ga bersayap. Muncul di balik pagar yang perlahan berdecit terbuka.
Senyum itu, senyuman yang selalu ingin
aku nikmati. Selalu aku ingat. Perfect! Wanita yang sangat sempurna di mata gw.
Ola ramlan? Lewat! Dewi persik apalagi.
“ Hey, ri. Udah lama ya?”
Sapaan rose barusan membuyarkan lamunan
yang cukup kunikmati walau hanya beberapa detik.
“ Eh, enggak kok, baru juga 5 menit.”
“ Yaudah kalau gitu”
Rose naik ke atas motor gw, dan tanpa
dikomandoi, gw langsung memacu si blacky
menuju rumah si Tonni.
Ah.. Bener bener hari yang sangat
menyenangkan buat gw. Gw memacu si blacky
dengan perlahan, selain ingin menikmati angin sore yang sepoi sepoi, juga ingin
menikmati perjalanan gw lebih lama bareng Rose.
“Loh, ri. Kita kok dari sini? Apa ga
kejauhan kalo dari sini?”
“ Ouh, gag kok. Ga jauh. Kamu tenang aja
ya, ga aku culik kok. Hehe”
Perlahan Rose mengencangkan pelukannya
ke gw. Gila, gw ngerasa semua ini seperti mimpi. Iya, mimpi yang jadi
kenyataan. Gw emang sengaja ngambil jalan muter yang agak jauh, karena jalanan
yang gw pilih ini bakalan ngelewatin sebuah taman yang menurut gw cukup nyaman
dan indah.
“ Eh, rose. Ini kan baru jam 3 sore,
sementara pestanya sepupu si Toni bukannya mulai jam 6 sore ya?”
“ Bentar ya, aku liat dulu.” “ Iya nih, kayaknya kita kecepetan deh,
masih jam 3”
“ Kalo gitu, kita muter muter dulu ya.
Heheheh”
Tanpa persetujuan dari Rose, gw langsung
memacu motor gw ke arah taman yang gw bilang tadi.
Beberapa menit kemudian, mulai tampak
taman yang menurut gw, bisa membagi sedikit ketenangan setiap kali gw ada
masalah. Yap, dalam keadaan apapun, gw sering kali mampir kesini. Kicau burung
pada sore hari, ditambah desiran air danau yang berada di dekat taman, cukup
membuat tenang perasaan dan hati setiap orang yang datang kesini. Ada satu
tempat favorit gw di taman ini. Tepat
di pinggir danau tersebut ada sebuah pohon yang tidak terlalu tinggi, tapi
cukup rindang dan menyejukkan. Sebenarnya, hampir semua orang yang pernah
datang ke taman ini, tau keberadaan pohon tersebut, tapi mereka termakan oleh
cerita cerita miring tentang pohon itu. Sampai gw sendiri yang membuktikan
kebenaran cerita tersebut. At least....
“ Hey, rose. Kita berhenti di sini dulu
ya.” “ Hey... kok kamu diam”
“ Oh, iya. Iya. Kita berhenti disini
dulu.”
“ Kenapa? Kamu ga suka ya?” gw ngeliat
doi diem aja udah mulai mikir yang gak gak, apa dia ga suka sama taman ini. Atau
apa ada yang lain?
“ Enggak kok, aku suka kok” jawab rose
sambil sedikit menyipitkan matanya. Terkesan senyum yang memaksa menurut gw.
Tapi, yaudalah yang penting gw mau disini dulu. Menikmati ketenangan ini berdua
dengan rose.
“ Kamu lihat pohon yang di pinggir danau
itu ga, rose?”
“ Iya lihat, emang kenapa ri?”
“ Kita kesana yuk.” Tanpa ba bi bu gw
langsung menarik tangan rose berjalan ke arah pohon itu. Tapi, tiba tiba rose
menghentikan langkahnya dan melepaskan genggaman gw.
“ Kenapa rose?”
“ Gpp, ri. Bukannya katanya pohon itu
angker ya?”
“ Loh, kamu kok tau? Kamu udah pernah
kesini ya?
“ Em. Gak kok ri, aku Cuma denger denger
cerita orang aja”
Gemetaran, dan pucat. Apa yang salah
dengan taman ini. Atau tepatnya, apa yang salah dengan gw? Apa ada kata kata gw
yang salah? Atau karena gw ga sopan main tarik tangan dia aja tadi ya?
Perlahan rose berjalan menjauh, dia menuju
ke pinggiran danau yang lainnya. Ada tempat duduk di sana. Dia duduk disitu,
diam, tertunduk melihat ke dalam danau. Gw gatau apa yang terjadi. Gw gatau
harus berbuat apa. Perlahan gw deketin dia, dan gw duduk tepat disampingnya.
“ Rose, kamu kenapa? Kok tiba tiba kamu
jadi diam gini?”
Gw memberanikan diri untuk merangkul
dia, mencoba untuk menenangkannya, membelai setiap helai rambutnya yang
panjang. Semenjak gw kenal sama rose, dari SMA, baru kali ini gw ngeliat dia
sedih. Sangat sedih. Berbanding terbalik dengan rose yang selama ini gw kenal. Rose
yang selama ini gw kenal itu ibarat kelinci, yang selalu melompat kegirangan
kapanpun dan dalam keadaan apapun.
Rose menampikkan perlahan tangan gw dari
rambutnya.
“ Gw gak apa apa ri. Kita pergi yuk dari
sini. Biar ga telat entar ke acaranya si Toni”
“ Acara nikahan
sepupunya Toni.” Gw mempertegas tujuan kami kali ini.
cacat abis
BalasHapusterimakasih saran dan masukan anda :)
BalasHapus