Minggu, 22 Desember 2013

Cintaku (Tak) Semulus Paha Ceribel 4

Bidadari yang ga bersayap. Muncul di balik pagar yang perlahan berdecit terbuka. Senyum  itu, senyuman yang selalu ingin aku nikmati. Selalu aku ingat. Perfect! Wanita yang sangat sempurna di mata gw. Ola ramlan? Lewat! Dewi persik apalagi.
“ Hey, ri. Udah lama ya?”
Sapaan rose barusan membuyarkan lamunan yang cukup kunikmati walau hanya beberapa detik.
“ Eh, enggak kok, baru juga 5 menit.”
“ Yaudah kalau gitu”
Rose naik ke atas motor gw, dan tanpa dikomandoi, gw langsung memacu si blacky menuju rumah si Tonni.

Ah.. Bener bener hari yang sangat menyenangkan buat gw. Gw memacu si blacky dengan perlahan, selain ingin menikmati angin sore yang sepoi sepoi, juga ingin menikmati perjalanan gw lebih lama bareng Rose.
“Loh, ri. Kita kok dari sini? Apa ga kejauhan kalo dari sini?”
“ Ouh, gag kok. Ga jauh. Kamu tenang aja ya, ga aku culik kok. Hehe”
Perlahan Rose mengencangkan pelukannya ke gw. Gila, gw ngerasa semua ini seperti mimpi. Iya, mimpi yang jadi kenyataan. Gw emang sengaja ngambil jalan muter yang agak jauh, karena jalanan yang gw pilih ini bakalan ngelewatin sebuah taman yang menurut gw cukup nyaman dan indah.
“ Eh, rose. Ini kan baru jam 3 sore, sementara pestanya sepupu si Toni bukannya mulai jam 6 sore ya?”
“ Bentar ya, aku liat dulu.”     “ Iya nih, kayaknya kita kecepetan deh, masih jam 3”
“ Kalo gitu, kita muter muter dulu ya. Heheheh”

Tanpa persetujuan dari Rose, gw langsung memacu motor gw ke arah taman yang gw bilang tadi.

Beberapa menit kemudian, mulai tampak taman yang menurut gw, bisa membagi sedikit ketenangan setiap kali gw ada masalah. Yap, dalam keadaan apapun, gw sering kali mampir kesini. Kicau burung pada sore hari, ditambah desiran air danau yang berada di dekat taman, cukup membuat tenang perasaan dan hati setiap orang yang datang kesini. Ada satu tempat favorit gw di taman ini. Tepat di pinggir danau tersebut ada sebuah pohon yang tidak terlalu tinggi, tapi cukup rindang dan menyejukkan. Sebenarnya, hampir semua orang yang pernah datang ke taman ini, tau keberadaan pohon tersebut, tapi mereka termakan oleh cerita cerita miring tentang pohon itu. Sampai gw sendiri yang membuktikan kebenaran cerita tersebut.  At least....

“ Hey, rose. Kita berhenti di sini dulu ya.” “ Hey... kok kamu diam”
“ Oh, iya. Iya. Kita berhenti disini dulu.”
“ Kenapa? Kamu ga suka ya?” gw ngeliat doi diem aja udah mulai mikir yang gak gak, apa dia ga suka sama taman ini. Atau apa ada yang lain?
“ Enggak kok, aku suka kok” jawab rose sambil sedikit menyipitkan matanya. Terkesan senyum yang memaksa menurut gw. Tapi, yaudalah yang penting gw mau disini dulu. Menikmati ketenangan ini berdua dengan rose.

“ Kamu lihat pohon yang di pinggir danau itu ga, rose?”
“ Iya lihat, emang kenapa ri?”
“ Kita kesana yuk.” Tanpa ba bi bu gw langsung menarik tangan rose berjalan ke arah pohon itu. Tapi, tiba tiba rose menghentikan langkahnya dan melepaskan genggaman gw.
“ Kenapa rose?”
“ Gpp, ri. Bukannya katanya pohon itu angker ya?”
“ Loh, kamu kok tau? Kamu udah pernah kesini ya?
“ Em. Gak kok ri, aku Cuma denger denger cerita orang aja”
Gemetaran, dan pucat. Apa yang salah dengan taman ini. Atau tepatnya, apa yang salah dengan gw? Apa ada kata kata gw yang salah? Atau karena gw ga sopan main tarik tangan dia aja tadi ya?
Perlahan rose berjalan menjauh, dia menuju ke pinggiran danau yang lainnya. Ada tempat duduk di sana. Dia duduk disitu, diam, tertunduk melihat ke dalam danau. Gw gatau apa yang terjadi. Gw gatau harus berbuat apa. Perlahan gw deketin dia, dan gw duduk tepat disampingnya.

“ Rose, kamu kenapa? Kok tiba tiba kamu jadi diam gini?”
Gw memberanikan diri untuk merangkul dia, mencoba untuk menenangkannya, membelai setiap helai rambutnya yang panjang. Semenjak gw kenal sama rose, dari SMA, baru kali ini gw ngeliat dia sedih. Sangat sedih. Berbanding terbalik dengan rose yang selama ini gw kenal. Rose yang selama ini gw kenal itu ibarat kelinci, yang selalu melompat kegirangan kapanpun dan dalam keadaan apapun.
Rose menampikkan perlahan tangan gw dari rambutnya.
“ Gw gak apa apa ri. Kita pergi yuk dari sini. Biar ga telat entar ke acaranya si Toni”
“ Acara nikahan sepupunya Toni.” Gw mempertegas tujuan kami kali ini.

2 komentar: