Rabu, 09 April 2014

PEMILU!!

Halo om, tante, kakak, abang, adek, enci, koko, beb, honey, cinta, sayang dan sebagainya. Longtime no see ya. Gw not going to where where kok. Gw lagi bersemedi aja nyari Ilham. Eh, taunya si Ilham udah pergi ke Luar Negeri. Garing? Olrait.. Thats me :)



Butuh waktu sekian lama buat gw untuk dapetin ide baru atau apalah namanya buat di posting di blog kesayangan saya ini. Sampai akhirnya, hari ini, PEMILU memberikan saya ide untuk mencoret coret blog saya. Pertama tama gw ucapkan terimakasih kepada Pemilu yang udah ngasi gw ide untuk nulis ini.

Okey, mungkin yang gw tulis kali ini  gak akan sepanjang jalan kenangan kok. Singkat banget malah, gapercaya? SINGKAT. Udah selesai. Anyway, mari kita sudahi ketidakjelasan dalam hubungan kita. Nahloh.

Semua berawal ketika pagi tadi seorang tetangga gw datang nyerobot  masuk ke dalam rumah gw. Gw ragu, dia ini pantas disebut seorang atau seonggok. Karena, sudah 30 tahun, rumah gw dikawal oleh penjaga yang sangat ketat dan tidak ada yang bisa masuk tanpa ijin. Ya, penjagaan yang sangat ketat, penjaga bermuka ketat, berpakaian ketat, bercelana ketat, berkaus kaki ketat, dan hal hal ketat lainnya. Saking ketatnya, lalat yang mau keluar masuk aja harus mesti kudu minta ijin dulu. Oke, itu LEBAY!

Back to the topic. Pagi tadi, pas gw baru bangun, iler masi nempel dimana mana, tiba tiba tetangga gw datang dengan semangatnya. Entah semangat atau apa gw juga ga paham sih sebenarnya. Gw kirain dia datang mau bertamu dan bawa makanan yang enak atau seenggaknya mau membawa kabar bahagia apa. Tapi semua berubah semenjak negara api menyerang. Dia datang sambil bilang ( lo harus baca dengan logat batak yang sangat kental) " Aku tadi udah nyoblos, banyak kali kertasnya ku tengok. Pusing kepala ku, ku coblos aja lah semua. Ada yang marga "X" ku coblos, ada yang marga "Y" ku cium" 

Okey, itu adalah kata kata yang sebenarnya tanpa gw edit, kalau lo pada percaya sih.
Saat itu juga, sikat gigi yang masih menempel di mulut gw terjatuh dan terdiam tanpa kata. Gw shock men.. Shock beeetttt.... Panjang lebar dia bercerita tentang kebingungannya di TPS tadi membuat gw jadi penasaran dan pengen nyoblos juga. Tadinya gw pengen GOLPUT, yap, Gw gatau harus dan memilih siapa. Tapi, demi membuktikan kebenaran tetangga gw tadi, akhirnya gw datang ke TPS dengan menggunakan handuk. Wah, ternyata masih ramai. Gw bingung dan ragu, ini TPS atau Pasar Pagi. Ramenya mintak ampun. Akhirnya gw putuskan untuk pulang dulu, membersihkan busa odol yang masih ada di mulut dan mengganti handuk dengan pakaian yang layak. LAYAK DI MAKI.

Siang sekitar pukul 11 an, Gw balik lagi ke TPS dekat rumah gw untuk menggunakan Hak pilih gw dengan bijak dan baik yang katanya bakalan nentuin nasib Negara ini 5 tahun kedepan. Sekali lagi, KATANYA, bukan kata gw. Anjrit, gw shock lagi.... Ini TPS atau Kuburan, sepi amattttt.... Mana petugasnya pake kain putih putih kaya Pocong lagi -_-. TPS ini emang unik, sangat unik. Akhirnya gw daftarin diri untuk nyoblos, dan ya, bener aja, gw di kasi empat kertas suara.EMPAT. Gw gatau ini kertas buat apa. Buat bungkus ikan teri kali ya?  Gw pandang pandangin lipatan kertas ini, ada yang menggangu pikiran gw. Sambil sedikit tersenyum, gw berkata dalam hati. "YES, AKHIRNYA GW PERNAH MEGANG PELANGI SECARA LANGSUNG"

Gw sebenarnya bingung, kenapa harus warna warni segala kertas nya? Tapi, apapun itu, pastilah kebijakan Pemerintah yang membiarkan anak anak TK ikut ambil bagian dalam lomba mewarnai kertas surat suara tersebut. Well, sejauh ini yang dibilang tetangga gw itu benar. Benar benar membingungkan.

Gw masuk ke bilik suara, gw buka satu persatu kertas suara tadi. Hasilnya? Bilik suaranya kagak muat. Ternyata ngebuka kertas surat suaranya harus satu satu bukan sekaligus. Gw buka surat suara yang pertama, Gw gatau warna apa. Gw bingung mau milih yang mana, akhirnya gw tentukan pilihan yang menurut gw pas di hati, sampai akhirnya tiba di kertas suara terakhir. Gw senyum senyum sendiri ngelihatnya. Ya, di surat suara tersebut ada seorang Calon yang mengatakan bahwa dirinya "GANTENG" maksimal. Sayang banget ga ada potonya, hanya sekedar nama. Okey, itu adalah pengalaman saya mencoblos tadi, tapi belum berhenti disitu. Pas gw nyoblos tadi, gw ngelirik dan ngelihat sesuatu yang aneh dengan seseorang yang ada di bilik suara sebelah.

Dia udah duluan masuk ke dalam bilik suara itu ketimbang gw, gw jadi penasaran kenapa dia lama banget. Ternyata, dia nyoblos semua nama calon yang tertera di surat suara tersebut. Dengan berani, gw putuskan untuk nanya, " Mas kenapa di coblos semua?" dia ngejawab dengan santainya " Saya gak kenal dengan mereka Mas, saya bingung, namanya sih PEMILU yang katanya Langsung. Tapi mana wujud calonnya Mas? harusnya kan kita nyucuk langsung calonnya. Bukan kertas ini. Coba bayangkan ada berapa banyak Pohon yang ditebang untuk membuat kertas ini? Sekali di pakai kemudian di buang. Pantaskah?"

Sejenak gw tertegun ngedengar jawaban cowo itu tadi, tapi gw juga mikir, seandainya dia jadi Caleg, lantas, maukah dia datang ke TPS dan langsung di coblos oleh ratusan peserta? Emangnya ente mau debus ya?

Segelintir orang memang merasa acuh untuk memilih. Bukan karena mereka tidak peduli, tapi, karena pada akhirnya kebanyakan CALEG yang terpilih justru melenceng dan menyalah gunakan Hak mereka. Setidaknya, sebelum Caleg yang terpilih "menusuk" anda, tadi, anda sudah menusuk Caleg itu duluan kan? Jadi, jangan salahkan mereka ketika kelak mereka akan "Menusuk" anda kembali :)

Just for fun ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar