Rabu, 07 Mei 2014

Untitled

Tempat ini membawa ingatanku kembali melayang pada sebuah kenangan yang aku lewati enam bulan yang lalu. Mungkin aku akan menyebutnya dengan kenangan kita, ya, kamu dan aku. 


Perlahan aku mencoba melihat kedalam sebuah peti kecil yang telah aku simpan dengan sebuah gembok menempel di sisinya. Terlihat usang dan tidak pernah dibersihkan sama sekali. Aku mencoba mencari sesuatu yang belum bisa aku ingat dengan pasti bentuknya. Aku mencoba mencari ke semua sisi ruangan ini. Bahkan tempat tersepi yang telah kamu tinggalkan, yang bahkan sampai sekarang belum aku ijinkan untuk ditempati oleh orang lain. Aku melihat setitik cahaya yang terpantul dalam kegelapan itu, itu sebuah kunci. Ya, kunci untuk membuka peti usang yang telah rapat terkunci tadi.

Aku bahkan tidak dapat mengingat apa yang ada di dalam peti itu. Yang aku ingat adalah, kamu merupakan orang terakhir yang memaksa aku untuk menyimpan dan menyusun rapi sesuatu yang tidak aku ketahui kedalam peti dan dan kemudian kamu mengunci peti itu tepat sebelum aku tidak lagi bisa melihat bayang bayangmu daalam kehidupanku. Aku mencoba untuk mengingat semuanya, sangat detail. Bukan, bahkan aku tidak bisa mengingat kenapa peti itu bisa terpisah dengan kuncinya. Tunggu, apa ini? Aku bahkan tidak mengerti kenapa aku bisa berada disini, sebuah ruang yang sangat gelap. Dingin.

Aku seperti pernah merasakan seperti ini sebelumnya, tapi kapan? Aku masih belum bisa mengingat semuanya. Atau mungkin aku berpura pura untuk tidak mengingatnya. Kenapa aku harus berpura pura? aku bahkan tidak tahu apa yang harus aku lupakan, apa yang harus aku ingat dan kenapa aku bisa melupakannya. Perlahan dingin ini semakin menusuk hingga ke iga iga ku. Aku tidak bisa merasakan degup jantungku. Tubuhku terdiam, terpaku, menggigil kedinginan. Aku bahkan tidak bisa merasakan udara yang melewati paru paru ku. Aku ingin mencoba berteriak, tapi lidahku kelu, membeku bahkan tidak bisa aku gerakkan. Sesaat aku ingin mengumpat, tapi nama seseorang kemudian terlintas dalam benakku. Siapa? Siapa dia? aku masih terus bertanya tanya apa yang sedang terjadi. Aku masih berdiri disini, tempat yang membuat aku harus kembali mengingat semuanya, tepat terjadi sekitar enam bulan lalu.

Tidak ada lagi kehangatan yang kurasa, tidak juga teduh yang dulu pernah kurasakan ketika datang ketempat ini bersama dengan mu. Kini, dingin terasa menusuk, sangat menusuk. Menggelitik setiap ruang hampa yang ada di dalam hati ini, ya, tempat yang dulunya pernah terukir sebaris nama indahmu. Tapi kini, semua sudah berubah, kamu pergi entah kemana. Bahkan meninggalkan semua kenangan ini terkunci dan tersimpan rapi dsini, tepat dibawah pohon ini, kala kita menghabiskan waktu untuk tertawa bersama. Masih kuingat jelas candamu ketika aku tidak bisa bertingkah romantis seperti mereka yang lainnya, masih jelas kuingat senyum simpul yang terukir di wajahmu, masih jelas ku ingat semua ucapan mu tentang kita. Ya, aku dan kamu yang kini telah terpisah. Entahlah, aku bahkan tidak ingat pasti apa yang telah berhasil memisahkan kita.

Perlahan kuberanikan diri untuk membuka gembok pada peti usang tadi. Perlahan aku coba membuka dan mengintip kebalik tutup peti itu. Sejurus kemudian, aku menikmati setiap apa yang kulihat dibalik peti itu. Sesuatu yang telah lama aku simpan tanpa pernah aku coba untuk membukanya. Tapi kali ini, aku datang, mencari peti itu untuk mencoba mengingat seperti apa kita dulu, apa yang akhirnya telah memisahkan kita. Tapi semua sia sia, aku justru hanya membuka luka itu sendiri untukku. Luka yang belum seutuhnya tertutup dan sembuh seperti sediakala. Luka yang secara nyata ku goreskan sendiri, luka yang secara sengaja akhirnya kusiram dengan cuka. Perih, tapi aku harus bisa menahannya. Bukan aku belum siap untuk menyembuhkan luka ini, tapi aku hanya ingin mencari tahu, kenapa luka ini bisa ada padaku.

Dulu, kehangatan dan keteduhan kurasakan saat kita berdua, datang ketempat ini. Kini, aku telah kehilangan semua itu, termasuk kamu. Kalau boleh aku meminta, ijinkan aku untuk terus menyimpan peti ini disini, di tempat dimana aku dan kamu pernah menggoreskan sebuah kenangan yang tidak ingin aku hilangkan sampai kapanpun.

1 komentar: